STUDI ANALISA
METODE GEOKIMIA
EKSPLORASI
“LITHOGEOCHEMISTRY”
Adventino1, Clara Rhema Sukma Hikari2 dan Rizka
Ramadhani N3
1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti, jl. Kyai Tapa No.1
Grogol, Jakarta Barat, 11440, DKI Jakarta
Email: adventino96@yahoo.com / clararhema@ymail.com / rizkarafal@gmail.com
STUDI ANALISA
METODE GEOKIMIA
EKSPLORASI
“LITHOGEOCHEMISTRY”
Adventino1, Clara Rhema Sukma Hikari2 dan Rizka
Ramadhani N3
1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Universitas Trisakti, jl. Kyai Tapa No.1
Grogol, Jakarta Barat, 11440, DKI Jakarta
Email: adventino96@yahoo.com / clararhema@ymail.com / rizkarafal@gmail.com
ABSTRAK
Dilihat dari aspek
geografis, Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang terletak diantara tiga
lempeng yaitu : Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Karena letaknya yang
strategis menyebabkan Indonesia merupakan negara yang kaya dengan akan
sumberdaya alamnya terutama dengan sumberdaya mineral. Di Indonesia, eksplorasi
geokimia secara besar-besaran terus terjadi guna untuk mendapatkan sumberdaya
mineral yang diinginkan dalam dunia perindustrian. Eksplorasi geokimia
dilakukan pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih unsur jejak dalam
batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk
menemukan anomali-anomali geokimia.
Didalam eksplorasi
geokimia, metode yang paling dasar atau yang paling pertama dilakukan adalah
menggunakan metode geokimia lithogeochemistry. Metode geokimia lithogeochemistry
merupakan suatu metode dengan menggunakan objek langsung berupa sedimen sungai
berikut dengan batuannya. Kemudian untuk tahap selanjutnya, bisa menggunakan
metode hydrogeochemistry, selanjutnya menggunakan metode biochemistry dan
metode atmogeochemistry. Namun yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah
menggunakan metode geokimia eksplorasi berupa metode lithogeochemistry.
Kata kunci: Geokimia eksplorasi, metode lithogeochemistry
Pendahuluan
Latar Belakang
Geokimia merupakan
suatu ilmu geologi yang berkaitan atau yang mempelajari kandungan unsur-unsur
kimia pembentuk bumi baik dalam aspek pemanfaatan sumberdaya mineral maupun
energi.
Karena memberikan suatu informasi, maka bidang geokimia
sangat dibutuhkan didalam aspek untuk eksplorasi geokimia sumberdaya mineral
dan mengidentifikasi kandungan mineral agar pemanfaatan sumberdaya mineral
dapat berjalan dengan optimal guna untuk pembangunan berkelanjutan didalam
dunia perindustrian.
1.
Tujuan dan Tahapan Eksplorasi (Geokimia)
1.1
Tujuan eksplorasi (Geokimia)
Tujuan dari eksplorasi adalah
untuk menemukan:
a.
serta mendapatkan sejumlah
maksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan waktu seminimal
mungkin (Baily, 1968 dalam Koesoemadinata, 1995).
b.
Menemukan dan
melokalisir tubuh mineralisasi
c.
Menentukan ukuran
dan nilai dari tubuh mineralisasi
d. Mengetahui adanya
anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi mineralisasi dan melacak bauan
sumber.
e.
Penghematan Biaya
f.
Melakukan tahap
eksplorasi
g.
Dapat Mengetahui
Karakter permukaan
h.
Mendapatkan target
jenis mineral, ukuran
i.
Mengetahui tentang
sejarah eksplorasi
j.
Geomorfologi
1.1
Tahapan Eksplorasi
Tahapan eksplorasi
yang lazim dan umum dilakukan adalah dengan berdasarkan pada peta dasar skala
1:250.000-1:100.000 hingga tahap detil dengan skala peta 1:2000-1:5000. Secara
umum tahapan eksplorasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Studi pendahuluan
b. Survey Tinjau (Reconnaissance)
c.
Prospeksi Umum
d.
Eksplorasi
2.
Dasar Teori
2.1
Pengambilan contoh
Pengambilan contoh
(sampling) dalam eksplorasi geokimia dapat dilakukan dengan cara mengambil
contoh dari sedimen sungai (stream sedimen sampling) contoh tanah (soil
sampling) atau contoh batuan (rock sampling).
a.
Contoh sedimen
sungai
Pengambilan contoh
sedimen sungai pada umumnya dilakukan untuk studi regional pada daerah yang
luas. Contoh yang diambil dilakukan disepanjang sungai, dengan jarak
pengambilan antara 250 meter sampai 1000 meter.
Beberapa ketentuan
yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh sedimen sungai sebagai
berikut:
1. Ukuran butir yang diambil berkisar antara lempung-pasir
2. Pengambilan dilakukan didaerah aliran sungai yang masih
aktif
3. Diusahakan untuk tidak mengambil contoh dibagian tepi,
terutama dibagian tepi sungai yang curam, untuk menghindari bagian yang
kemungkinan hasil runtuhan tanah ditepinya.
4. Pada cabang sungai, pengambilan dilakukan pada semua
cabangnya
5. Contoh yang diambil kurang lebih 200 gram
6. Sesudah pengambilan contoh selesai, pada hari yang contoh
tersebut dikeringkan.
b.
Contoh tanah
Pengambilan
contoh-contoh tanah dilakukan untuk penyelidikan terperinci didaerah yang telah
diketahui ada mineralisasi. Pengambilan contoh-contoh dilakukan dengan cara “grid system”, dengan jarak pengambilan antara 25 meter –
100 meter.
Ketentuan untuk
pengambilan contoh tanah:
1. Contoh diambil pada bagian dibawah permukaan yang masih
mengandung vegetasi/akar dan sebagainya, pada “horizontal B” lapisan tanah.
Didaerah tropis umumnya berkisar antara 30 cm dari permukaan.
2. Contoh yang diambil kurang lebih 200 gram
3. Sesudah pengambilan contoh selesai, pada hari yang sama
contoh tersebut dikeringkan.
Metodologi
Penelitian
Diskusi
Metode Lithogeochemistry terbagi atas metode sedimen
sungai, metode percontoan tanah, dan
metode percontoan batuan.
A.
Metode
sedimen sungai
Beberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah:
1.
Dipakai
dalam eksplorasi tahap awal diareal yang luas
2.
Menangkap
dispersi geokimia sekunder disepanjang aliran sungai
3.
Keuntungan
mampu mengjangkau daerah yang luas dalam waktu yang singkat, jumlah conto yang
relatif sedikit dan biaya yang relatif murah
Beberapa metoda yang dilakukan dalam metoda sedimen sungai adalah:
1.
Sedimen
sungai aktif yaitu mengambil fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring
sedimen dengan saringan berukuran -80#. Hal ini bertujuan untuk menangkap
butiran emas dan base metal berukuran halus.
2.
Konsentrat
dulang yaitu mengambil fraksi mineral berat dalam sedimen sungai dengan cara
mendulang dengan tujuan menangkap emas berbutir kasar dan mineral berat
lainnya. Dapat dilihat seperti gambar dibawah ini :
3. Bulk
Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa terkecuali.
Tujuannya untuk menangkap semua butiran emas dan mampu mendeteksi kadar emas
yang sangat rendah (ambang deteksi 0,1 ppb).
B.
Metode
Percontoan Tanah
Kondisi yang harus
diperhatikan pada waktu melakukan sampling dengan metode percontoan tanah
adalah :
1.
Cukup
material yang diambil untuk analisis
2.
Conto
diambil dari horison yang sama
3.
Jika
horison soil tidak berkembang, conto diambil pada kedalaman yang sama
4.
Conto
harus diambil dari jenis soil yang sama (residual/ transpoted)
5.
Faktor
yang menyebabkan adanya kontaminasi pada sampel harus diketahui.
C.
Metode
Percontoan Batuan (Rock Sampling)
Kondisi yang harus diperhatikan dalam metode percontoan batuan berupa:
1. Dilakukan dalam tahap akhir
eksplorasi permukaan
2. Lokasi pengambilan conto:
singkapan, float, pits, trenches, drill holes
3. Menangkap dispersi geokimia
primer
4. Dimaksudkan untuk keperluan
analisis kimia mineral (unsur utama, unsur target, unsur pathfinder) dan fisika
mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi fluida).
Kesimpulan
Perlu ditekankan bahwa metoda
survei sedimen sungai hanya diterapkan pada lingkungan permukaan (lingkungan
sekunder), mengingat pengambilan conto hanya dilakukan di sungai.
Dengan demikian output atau hasil
yang didapatkan dari metoda ini hanya data permukaan; adapun interpretasi
tentang kondisi bawah permukaannya akan dibantu dengan data geologi dan
data-data permukaan lainnya, yang kemudian akan dibuktikan dengan tahapan
eksplorasi selanjutnya yang mengambil data dari bawah permukaan, seperti
geofisika, pemboran, dan lain-lain (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce,
1984; Evans,1995).
Salah satu faktor yang juga menentukan pada survei geokimia sedimen sungai adalah orde sungai tempat conto-conto diambil, di mana semakin tinggi tahapan suatu survei, semakin rendah orde sungainya atau semakin ke arah hulu (Levinson, 1974; Joyce, 1984).
Daftar Pustaka
_______, 1983, Buku Pedoman Geologi
Lapangan Kampus Geologi Karangsambung Jawa Tengah.
Adventino
dan Djohan Rizal, 2016, Studi kebencanaan Geologi dan Kawasan Geowisata Desa
Siki Kabupaten Trenggalek Jawa Timur
Sumber lain:
http://www.slideshare.net/irsyadifirdaus/eksplorasi-emas-46946123, diunduh pada tanggal 8 Mei 2016 pukul 03.45 WIB
|
Wa bagus sekali kakk
BalasHapus